Sabtu, 06 Juni 2015

[RESENSI] ELDEST by CHRISTOPHER PAOLINI


"YANG PERTAMA"
(The Inheritance Cycle #2)
Text copyright © 2005 by Christopher Paolini
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa: Sendra B. Tanuwidjaya
Cetakan pertama: Desember 2005
ISBN-11: 978-979-22-1718-6
760 hlm


S I N O P S I S

Kegelapan turun...
Pedang-pedang beradu...
Kejahatan menang.

Eragon dan naganya, Saphira, berhasil menyelamatkan para pemberontak dari Raja Galbatorix, penguasa kejam Kekaisaran. Sekarang Eragon harus pergi ke Ellesmera, negeri para elf, untuk mempelajari lebih dalam ilmu sihir dan ilmu pedang, keahlian utama Penunggang naga. Perjalanan yang luar biasa itu membuatnya sampai di banyak tempat yang memikat dan menemui orang-orang yang menakjubkan. Setiap hari merupakan petualangan baru. Namun kekacauan dan pengkhianatan menghantuinya, Eragon jadi tidak tahu siapa yang bisa dipercayainya.

Sementara itu, sepupunya Roran kembali harus menghadapi pertempuran di Carvahall--pertempuran yang menyebabkan Eragon berada dalam bahaya yang lebih besar lagi.

Apakah tangan penuh darah sang raja akan menghantam semua usaha untuk melawannya? Eragon kali ini mungkin takkan berhasil meloloskan diri, biarpun dengan mengorbankan nyawanya...



R E S E N S I

Eragon telah siuman dan telah disembuhkan oleh Angela, namun luka Durza tak semudah itu hilang. Eragon selalu kesakitan setiap kali ia mengerahkan tenaganya. Namun kesedihan itu tak sebanding dengan rasa kehilangan yang dialami kaum Varden dan kurcaci. Pertempuran dengan Urgal begitu banyak menelan korban. Tidak hanya para prajurit, tetapi mereka juga kehilangan si Kembar, Murtagh, bahkan pemimpin kaum Varden, Ajihad. Ditambah dengan kerusakan Farthen Dur yang begitu parah.

Kaum Varden masih berduka atas kehilangan pemimpin mereka, tapi posisi itu tidak boleh kosong lebih lama lagi. Namun siapa yang akan menggantikan? Pilihannya jatuh pada Nasuada, putri Ajihad. Mampukah ia memimpin sebaik dan sebijak ayahnya? Eragon menerima keputusan itu, dan ia bersumpah setia menggunakan bahasa kuno bukan kepada kaum Varden, melainkan kepada Nasuada. Yang tentu saja mengejutkan bagi para tetua kaum Varden. Karena Eragon tahu, para tetua ingin menguasai dirinya beserta Saphira.

Keputusan pertama Nasuada sangat mengejutkan, ia ingin seluruh kaum Varden dipindahkan ke Surda. Menurutnya, sudah waktunya kaum Varden bersatu dengan Surda dan menantang Kekaisaran secara terang-terangan. Namun Eragon tak bisa mendampingi kaum Varden menempuh perjalanan panjang itu. Ia harus segera pergi ke Ellesmera untuk memperdalam ilmu sihir dan ilmu pedang, yang merupakan modal utama seorang Penunggang. Bersama Arya dan Orik, mereka menempuh perjalanan panjang menuju tempat di mana para elf bersembunyi.

Di waktu yang sama, Roran dan seluruh penduduk desa Carvahall sedang terancam bahaya. Sekelompok prajurit dari Kekaisaran disertai dua Ra'zak mendatangi desa mereka dan mengancam penduduk untuk menyerahkan Roran. Jika mereka menyerahkan Roran, mereka akan diampuni dan dijadikan budak. Namun jika mereka menolak, seluruh desa akan dihancurkan. Keadaan yang sama sekali tidak menguntungkan bagi seluruh penduduk. Mereka akhirnya menolak menyerahkan Roran, dan mereka bersatu untuk melawan. Namun mampukah?

Mampukah Eragon yang ditemani Arya dan Orik sampai ke Ellesmera? Dan mampukah Roran beserta seluruh penduduk desa Carvahall menghadapi Ra'zak dan sekelompok prajurit Kekaisaran? Dan sanggupkah mereka semua menghadapi Kekaisaran?
"Hiduplah di masa kini, ingat-ingatlah masa lalu, dan jangan takut terhadap masa depan, karena masa depan tidak ada dan tidak akan pernah ada. Yang ada hanyalah sekarang." Hlm 421.
Kesan:
Buku kedua seri Inheritance Cycle ini begitu tebal dan besar dengan huruf yang cukup bisa membuat sakit mata. Tujuh ratus halaman lebih yang menyiksa mata saya--semoga saja tidak menambah ketebalan kacamata saya.

Di buku pertama, seluruh kisah membahas tentang Eragon. Namun di buku kedua ini, kisah dibagi menjadi tiga sisi--Eragon di Ellesmera, Nasuada di Surda, dan Roran di Carvahall. Perpindahan tokoh cukup memberi penyegaran ketika kebosanan melanda saya. Dalam hal ini ketika membahas pelatihan Eragon di Ellesmera yang menurut saya terlalu dipanjang-panjangkan. Saya lebih menyukai petualangan baru yang dialami Roran dan seluruh penduduk Carvahall. Petualangan yang mengerikan sebenarnya, namun sangat menarik. Di mana keadaan benar-benar bisa merubah seseorang yang dulunya bukan siapa-siapa menjadi apa-apa ataupun sebaliknya.

Menurut saya yang dimaksud dengan Eldest--yang pertama--adalah ketika Eragon bertemu kembali dengan Murtagh dan mengetahui sebuah kenyataan yang jika saya berada dalam posisi Eragon, saya akan benar-benar hancur. Kenyataan yang sama sekali tak terpikirkan bahkan sedikitpun.

Secara keseluruhan saya lebih menyukai petualangan dalam buku pertama. Lebih banyak hal-hal menantang dan menegangkan yang dialami. Semoga saja petualangan Eragon bersama Saphira di buku selanjutkan akan lebih menantang. Dan semoga saya tidak menyerah dengan ketebalan buku-buku selanjutnya yang sepertinya lebih cocok dijadikan bantal.


C O V E R - L A I N

  

  

  

 


RATTING 3 of 5

<< CHRISTOPHER PAOLINI >>
BRISINGR >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *